Search This Blog

Wednesday, May 25, 2016

GEOGRAFI INDUSTRI

NAMA           : ALAN ILSANDI
NIM                : F1241141004
PRODI           : PENDIDIKAN GEOGRAFI
MAKUL        : GEOGRAFI INDUSTRI
TUGAS          : ARTIKEL

Plus Minus Kawasan Industri Di Indonesia

Dampak Positif Kawasan Industri
Pembangunan kawasan industri yang mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan akan memberikan dampak positif bagi perkembangan daerah tersebut menjadi maju dan mengalami kemajuan secara ekonomi. Inilah dampak positif pembangunan kawasan industri :
1.      Terbukanya Lapangan Kerja
Sudah pasti pembangunan kawasan industri akan membuka ribuan kesempatan kerja bagimasyarakat sekitar. Disini berbagai jenis industri akan memerlukan tenaga kerja untuk menjalankan produksi barang-barang yang dibuat pabrik.
2.      Tumbuhnya Berbagai Peluang Usaha Baru
 Seiring tumbuhnya industri di kawasan industri tersebut maka akan terbuka beberapa peluangusaha lainnya baik yang terkait langsung maupun yang tidak terkait langsung dengan industritersebut. Beberapa peluang usaha yang akan tumbuh diantaranya, yaitu jasa perbankan, jasa perdagangan, perumahan, makanan, dan lain-lain.


3.      Peningkatan Ekspor
Berbagai hasil produksi dari pabrik-pabrik yang ada di kawasan industri ada yang berorientasiekspor dan ada yang khusus memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Adanyabarang-baranghasil produksi berorientasi ekspor dapat meningkatkan ekspor di daerah tersebut khususnya dan negara pada umumnya. Peningkatan ekspor berarti juga peningkatan pemasukan negara. 
4.      Meningkatkan Pendapatan Daerah
Pendapatan asli daerah akan meningkat seiring semakin tumbuhnya industri yang berada dikawasan industri tersebut. Pendapatan dapat berasal dari pajak industri dan berbagai usaha yangtumbuh seiring berkembangnya kawasan industri tersebut. Selain itu juga dengan adanya penambahan penduduk maka ada penambahan penerimaan pajak yaitu pajak penghasilan dari para pekerja.

5.      Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan kawasan industri yang memberikan dampak positif diantaranya, yaitu terbukanyalapangan kerja dan peluang usaha baru, peningkatan pendapatan daerah, dan peningkatankonsumsi karena banyaknya pekerja yang datang dari sekitar wilayah dekat daerah yang adakawasan industri. Hal tersebut berakibat positif terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi didaerah tersebut.Pada akhirnya dampak positif dengan adanya kawasan industri dapat meningkatkankesejahteraan masyarakat sehingga akan mengurangi masyarakat miskin di daerah. Pemerintah juga diharapkan dapat menetapkan zona kawasan industri sesuai kebijakan industri nasional di berbagai daerah seluruh Indonesia untuk membuka pertumbuhan ekonomi baru sehiggga tidak hanya terpusat di Pulau Jawa.





Selain dampak positif juga terdapat dampak negative yang ditimbulkan oleh industri, diantaranya ;
1.      Sempitnya lahan
Pertumbuhan industri yang berada diindonesia setidaknya memiliki dampak baik dan buruk, dampak negatif yang ditimbulkan dari industry adalah sempitnya lahan, baik itu berupa lahan pertanian, lahan pemukiman, dan lain-lain. Ini juga berkaitan dengan penggunaan lahan di suatu wilayah. Lahan juga dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan interaksi didalamnya.

2.      Pencemaran lingkungan
Dampak yang berikutnya adalah pencemaran lingkungan, karena industry juga memiliki dampak negative yang sangat membahayakan lingkungan sekitar, baik organisme maupun khalayak ramai, organisme misalnya, akibat dari limbah industry organisme air misalnya dapat tercemar akibat pembuangan limbah pabrik yang tidak memperhatikan analisis dampak lingkungan sebelumnya. Khalayak ramai misalnya, pembuuangan industry misalnya asap dapat merugikan manusia, karena asap dari industri juga merupakan polusi udara yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan bagi manusia.

Demikianlah dampak positif dan negative pertumbuhan industry di Indonesia yang dapat saya paparkan untuk memenuhi tugas dari Geografi Industri, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi pembaca. Sekian




PKLH

Nama               : ALAN ILSANDI
NIM                : F1241141004
PRODI            : Pendidikan Geografi
Tema               : Hubungan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam


Hubungan Manusia Dengan Lingkungannya
Para ahli psikologi di Amerika pada umumnya cenderung untuk lebih mementingkan peranan faktor lingkungan (lihat antara lain Kamin, 1981) dari pada faktor keturunan, dikarenakan budaya Amerika yang sangat mengagungkan persamaan hak individual, termasuk persamaan hak untuk tumbuh dan berkembang yang hanya mungkin terjadi bila faktor keturunan tidak memberikan batasannya. Charles Crawford (dalam Rathus, 1986) mengatakan bahwa konflik faktor keturunan, faktor lingkungan dan intelegensi telah berkembang keluar batas fikiran sehat dan penyebabnya adalah konflik antara nilai dasar Amerika dengan temuan-temuan ilmiah. Kasus kontroversial Jensen merupakan salah satu bukti akan masalah tersebut.
Maka dari itu, Allah telah menjelaskan kepada kita dalam Al Qur’an bahwa faktor keturunan dan lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat dalam pada kejadian manusia. Tetapi disana ada kemauan manusia yang dapat mengalahkan keturunan dan lingkungan tersebut dengan pertolongan Allah. Akan tetapi para sarjana banyak melalaikan faktor ‘inayah (pertolongan) Allah.

1.      Faktor keturunan
Al Qur’an berbicara kepada kita tentang pengaruh keturunan dalam proses kejadian manusia dan Al Qur’an memperlihatkan juga kepentingan ini. Al Qur’an mengisahkan bagaimana Allah mengutamakan keluarga Ibrahim dari sekalian alam sebagai hasil dari keturunan yang soleh yang terus turun kepada generasi berikutnya. Al Qur’an mengisyaratkan kepada kita baik secara implisit maupun eksplisit tentang keharusan berhati-hati dan cermat memilih istri dan suami. Tetapi dalam waktu bersamaan, Al Qur’an menyuruh kita memeperhatikan bagaimana faktor-faktor keturunan seringkali berlainan dan kadang-kadang kehilangan pengaruhnya.

2.      Faktor lingkungan
Allah memberitahukan kepada kita bahwa lingkungan juga mempunyai pengaruh yang sangat dalam. Pengaruh lingkungan yang baik sangat jelas pengaruhnya pada proses pertumbuhan seorang manusia di mana Allah menyiapkan dari keluarga yang soleh dan mulia Maka terbentuklah kepribadian seorang yang soleh dan mulia juga.
Pengaruh lingkungan terhadap individu sebenarnya telah diawali sejak terjadinya pembuahan. Sejak pembuahan sampai saat kelahiran, lingkungan telah mempengaruhi calon bayi lewat ibunya. Misalnya defisiensi kalsium dalam aliran darah sang ibu dapat menyebabkan abnormalitas tulang bayi.
Setelah kelahiran, pengaruh faktor lingkungan terhadap individu semakin penting dan besar. Proses yang paling berpengaruh setelah masa ini adalah proses belajar (learning) yang menyebabkan perbedaan perilaku individu satu dengan yang lainnya. Apa yang dipelajari dan diajarkan pada seseorang akan sangat menentukan apa dan bagaimana reaksi individu terhadap stimulus yang dihadapinya. Sikap, perilaku, reaksi emosional dan semacamnya merupakan atribut yang dipelajari dari lingkungan. Seorang anak yang diasuh dalam keluarga yang terbiasa menjerit-jerit bila memanggil dan menjerit-jerit pula bila memarahi, akan tumbuh menjadi anak yang berbicara keras dan kasar. Seorang anak yang selalu ditakut-takuti pada dokter akan menyimpan konsep dokter sebagai ancaman, bukan sebagai penolong.
Lewat proses belajar, pengaruh budaya secara tidak lagsung juga mempengaruhi individu. Standar dan norma sosial yang berlaku pada suatu kelompok budaya tempat individu berada akan menentukan apa yang benar dan apa yang salah, apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Norma itulah yang akan menjadi acuan individu dalam berfikir dan berperilaku. Anak yang kerap menonton film kekerasan, apalagi kekerasan itu dilakukan oleh tokoh yang dijagokannya, akan meletakkan kekerasan ke dalam konsepnya mengenai hal yang baik dan dapat diterima, dan kelak pada gilirannya ia akan mampu melakukan kekerasan pada orang lain tanpa rasa bersalah. Bukankah norma kita terhadap cara berpakaian sudah jauh lebih longgar dari pada sepuluh tahun yang lalu adalah akibat seringnya kita disuguhi cara berpakaian terbuka aurat oleh film dan oleh orang terkenal di masyarakat seperti para penyanyi di televisi.
Demikianlah pengaruh faktor warisan yang dibawa individu sejak dalam kandungan dan pengaruh lingkungan tempat dia berada dan dibesarkan akan bersama-sama membentuk sifat dan karakter dalam diri manusia sehingga individu yang satu tidak persis sama dengan individu yang lainnya. Besarnya peranan masing-masing determinan tersebut tidaklah sama dalam membentuk perbedaan bagi berbagai sifat A, misalnya, mungkin faktor keturunan lebih berperanan sedangkan bagi pembentukan sifat B faktor lingkunganlah yang lebih menentukan.

B.     Peranan manusia dalam hubungannya dengan lingkungan
Manusia dapat berhubungan dengan lingkungannya adalah dengan melakukan aktivitas. Dalam psikologi, aktivitas adalah sebuah konsep yang mengandung arti fungsi individu dalam interaksinya dengan sekitarnya. Aktivitas psikis adalah hubungan khusus dari benda hidup dengan lingkungan. Ia menengahi, mengatur dan mengontrol hubungan-hubungan antara organisme dan lingkungan. Aktivitas psikis didorong oleh kebutuhan yang diarahkan pada obyek yang dapat memenuhi kebutuhan ini, dan dipengaruhi oleh sistem tindakan-tindakan.
Aktivitas psikis manusia mempunyai suatu ciri atau corak sosial dan ditentukan oleh kondisi-kondisi kehidupan sosial. Aktivitas psikis manusia bisa eksternal dan internal.
Aktivitas psikis eksternal terdiri dari operasi-operasi yang spesifik manusia dengan obyek-obyek yang ada yang dipengaruhi oleh lengan, tangan, jari-jari dan kaki. Aktivitas psikis internalberlangsung dalam pikiran, dengan menggunakan “tindakan-tindakan mental” di mana manusia beroprasi bukan dengan obyek-obyek yang ada dan bukan melalui gerakan-gerakan fisis, melainkan dengan gambaran-gambaran dinamisnya. Aktivitas internal merencanakan aktivitas eksternal. Ia timbul atas dasar aktivitas eksternal, dan merealisasikan dirinya melalui aktivitas eksternal.
Pembagian kerja menyebabkan pembendaan antara bentuk-bentuk teoritis dan praktis aktivitas manusia. Sesuai dengan tingkatan kebutuhan manusia dan kebutuhan masyarakat, akan timbul juga tingkatan jenis-jenis konkret aktivitas, yang masing-masing biasanya menganut unsur-unsur aktivitas eksternal dan internal, praktis dan teoritis.

C.     Metode-metode penelitian hubungan manusia dengan lingkungannya
Metode pendekatan yang digunakan dalam mempelajari pengaruh faktor herediter dan faktor lingkungan terhadap individu menghendaki agar pengaruh faktor herediter dan faktor lingkungan dapat dikendalikan secara sistematik. Jadi penelitian dilakukan dengan mngendalikan pengaruh faktor bawaan dan membiarkan faktor lingkungan bervariasi atau dengan mengendalikan faktor lingkungan dan membiarkan faktor bawaan bervariasi (Komorita, dkk., 1967).
1.      Hereditas terkendali dan lingkungan bervariasi
Penelitian dengan menggunakan kembar identik merupakan contoh situasi di mana hereditas dikendalikan karena anak kembar identik berasal dari pembuahan ovum tunggal dan memiliki rangkaian gen yang identik (disebut kembar monozigotic atau kembar MZ). Jadi, dari sudut faktor bawaan, anak kembar identik adalah sama. Dengan melihat perbedaan sifat dan perilaku mereka setelah berada dalam lingkungan untuk jangka waktu tertentu akan dapat terlihat apa yang dilakukan oleh lingkungan terhadap mereka, misalnya dengan cara membandingkan pasangan kembar identik yang dibesarkan terpisah dengan pasangan yang dibesarkan bersama. Namun hendaknya diingat bahwa dalam studi yang menggunakan kembar identik kita tidak bisa menjadikan lingkungan bervariasi secara sistematik.
2.      Lingkungan terkendali dan hereditas bervariasi
Untuk menempatkan manusia dalam suatu lingkungan yang benar-benar terkendali, dapat dikatakan mustahil untuk dilakukan. Walaupun dapat dilakukan pengendalian terhadap lingkungan akan tetapi dua lingkungan hanya akan tampak sama secara fisik sedangkan bagi individu di dalamnya akan terasa berbeda secara psikologis dan karenanya dapat menimbulkan efek yang berbeda pula. Itulah sebabnya penelitian yang menghendaki pengendalian lingkungan banyak dilakukan lewat penggunaan hewan sebagai subyeknya dikarenakan hewan lebih dapat dicegah dari pengaruh faktor-faktor luar yang tidak dikehendaki. Apalagi kalau diperlukan penyilangan keturunan maka pada hewan akan mudah dilakukan sedangkan pada manusia pasti tidak akan mungkin.


3.      Studi kemiripan dalam keluarga
Metode ini mempelajari kemiripan yang terjadi antara anak-orangtua, antara anak dengan saudara sekandung, antar kembar framental (yang berasal dari dua sel telur dan disebut juga kembardizygotic atau kembar DZ), dan antar kembar identik. Dengan cara mempelajari kemiripan dalam keluarga seakan-akan peneliti berada dalam situasi hereditas yang bervariasi dan lingkungan yang terkendali. Bila hereditas memang memiliki pengaruh signifikan terhadap individu dan pengaruh lingkungan terkontrol maka mereka yang memiliki hubungan kekeluargaan dekat tentu akan lebih mirip satu sama lain. Sebagai contoh, anak kembar identik akan lebih mirip satu sama lain dibandingkan dua anak bersaudara sekandung. Adik dan kakak akan lebih mirip dari pada anak dan keponakan.
4.      Studi sejarah keluarga
Studi mengenai sejarah keluarga memanfaatkan informasi mengenai garis keturunan dan keluarga dari beberapa informasi mengenai garis keturunan dan keluarga dari beberapa generasi. Dengan mempelajari garis keturunan suatu keluarga, seorang peneliti seakan berada dalam situasi yang menyerupai eksperimen pembiakan selektif (selective breeding). Memang dalam kondisi ini faktor lingkungan tidak sepenuhnya terkendali dan faktor herediter tidak dapat dibuat bervariasi secara sistematik, akan tetapi kondisi inilah yang paling mendekati situasi pembiakan selektif yang dapat dilakukan pada manusia. Studi sejarah keluarga dapat menunjukkan adanya bukti-bukti akan efek faktor keturunan sekalipun tidak mustahil pula menghasilkan bukti adanya pengaruh faktor lingkungan.
Eysenck (1981) mengatakan bahwa tidaklah benar untuk menganggap hanya satu cara saja yang dapat dipergunakan dalam penelitian mengenai pengaruh faktor lingkungan dan faktor bawaan dikarenakan metode-metode tersebut bersifat saling melengkapi dari berbagai sudut pandang permasalahannya.


Meningkatkan Produktivitas Usaha Melalui Motivasi

Meningkatkan Produktivitas Usaha Melalui Motivasi
1. Pengertian Produktivitas
Di dalam beberapa ensiklopedi, produktivitas didefinisikan sebagai berikut:
1.       Productivity in economics, is a term used to describe how well or how efficiently an economy’s resources are usedin the processes of production ( Americana, Vol 22, 1978: 640).
2.       Productivity in economic is the ratio of what is produced to what is require to produce it (Britanica, Vol 15, 1982: 27).
3.       Productivity refers to a class of empirical output – input rations that is widely used in economic history, economic history, economic analysis and economic policy ( The Encyclopedy of Social Science, Vol 12, 1972: 523).
Inti dari pengertian produktivitas yang diungkapkan di atas ialah menyangkut perbandingan hasil yang diperoleh dengan sumber-sumber ekonomi yang digunakan.
Ada yang menyatakan bahwa produktivitas ialah kuantitas atau volume dari produk atau jasa yang dihasilkan. Akan tetapi banyak pandangan menyatakan bahwa produktivitas bukan hanya kuantitas, tetapi juga kualitas produk yang dihasilkan, yang harus juga dipakai sebagai pertimbangan mengukur tingkat produktivitas.
Beberapa Variabel yang Mempengaruhi Produktivitas
Ada beberapa variabel yang mempengaruhi tingkat produktivitas suatu usaha atau organisasi.
Perhatikan gambar berikut:
 








                                                                                                                                 
Dari gambar tersebut terlihat ada tiga kekuatan internal yang berpengaruh pada produktivitas,yaitu:
-          Managerial processes, menyangkut perihal merencanakan organisasi, mengintegrasikan, dan mengawasi segala kegiatan.
-          Manager leadership, berhubungan dengan tujuan perusahaan, penyediaan kondisi kerja,ruangan, dan sebagainya.
-          Motivation , yaitu factor-faktor yang dapat memotivasi karyawan untuk bekerja ebih produktif dan lain-lain.
Kemudian ada 3 kekuatan eksternalyang mempengaruhi produkivitas, yaitu:
-          Government regulation, yaitu peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah.
-          Union, yaitu kariyawan atau serikat pekerja.
-          Inovation,  yaitu menyangkut penemuan baru dalam bidang teknologi.

2. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan, dorongan atau implus. Motvasi seseorang tergantung dari kekuatan motifnya. Motif dengan kekuataan yang sangat besarlah yang akan menentukan perilaku seseorang. Motif yang kuat in bias berkurang ketika kita telah mandapatkan kepuasan atau menemui kegagalan.
 Jadi kekuatan motif dapat berubah karena:
-          Terpuaskan kebutuhannya.
-          Karena adanya hambatan.

3. Teori Motivasi Hirarki Kebutuhan Maslow
Maslow berpendapat bahwa hirarki kebutuhan manusia dapat dipakai utuk melukiskan dan meramalkan motivasinya. Teori tentang motivasi didasarkan oleh dua asumsi. Pertama, kebutuhan seseorang tergantung dari apa yang telah dipunyainya, dan yang kedua, kebutuhan merupakan hirarki dilihat dari pentingnya. Meurut Maslow ada 5 kategori kebutuhan yaitu, fisikolog, keamanan, afiliasi, penghargaan, perwujudan diri.
4. Teori Motivsi Hawthorne
Menurut teori ini kombinasi yang terbaik untuk memacu produktivitas adalah aspek-aspek manusianya. Oleh sebeb itu wira usaha harus bias mendekati dan memperhatikan pekerjannya dan pekerjaan yg di kerjakanya. Beri dia tepukan sepontan atau tepuk bahunya sebagai apresiasi terhadap apa yang telah ia kerjakan .

5. Teori X dan Teori Y
Teori X mngansusmsikan  bahwa kebanyakan orang lebih suak dipimpin tidak punya tanggung jawab dan ingin selamat saja. Ia dimotivasi uloh Uang dan ancaman hukum.
Sedangkan Teori Y mengansumsikan orang itu malas buakan karena bakat dan bawaan sejak lahir. Semua orang sebenarnya bersifat kreatif, yang harus dibangkitkan atau dirangang oleh pemipin.
6. Teori Pola A dan Pola B
Teori ini dia dikemukakan oleh Chris Argyris.
Teori A beranggapan bahwa orang atau individu tidak memiliki perasaan, tidak terbuka, suka menolok eksperimen, tidak mau menolong orang lain.
Pola B beranggapan bahwa setiap orang memiliki perasaan, ada tenggang rasa, bersifat terbuka, mau melakukan eksperimen dan mau menolong orang lain.
7. Teori Hygiene dari Frederick Herzberg
Menurut Herzberg ada dua kategori berlainan yang mempengaruhi perilaku. Ia menemukan bahwa bila orang tidak puas dengan pekerjaanya, maka mereka akan memperhatikan lingkngan sekitar tempat bekerjannya. Sebaliknya bila orang merasa senang dengan pekerjaannya , maka ia akan memperhatika pekerjaannya.
Herzberg menagatakan kategori pertama disebut factor Hygiene, yaitu factor lingkungan yang mempengaruhi ketidakpuasan dalam melakukan pekerjaan. Kategori kedua sebagai motivator karena memotivasi orang untuk bekerja.
8. Teori Ekspektasi ( Harapan ) dari Vroom
Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Lewin dandilanjutkan oleh teori motivsi Vroom. Teori ini mendasar pada dua asumsi:
1. Manusia biasa meletakkan nilai kepada sesuatu yang diharapkan dari hasil karyanya, oleh karena itu memiliki urutan kesenangan diantara banyak hasil yang diharapkan. Artinya ada sesuatu yng diharapkan.
2. Selain mempertimbangkan hasil yang dicapai,juga mempertimbangkan keyakinan orang tersebut bahwa yang dikerjakannya itu akan memberikan sumbangan terhadap tercapainya tujuan yang diharapakan.
9. Teori Motivasi Model Porter dan Lawyer
Menurut teorinya Model atau penampilan yang sesungguhnya didalam pekerjaan ditentukan olehnupya yang dicurahkan serta dipengaruhi oleh kemampuan untuk melaksanakan dan resepsinya tentang tugas.

10. Teori Prestasi ( Achievement Theory ) dari Mc Clelland
Teori ini berusaha menjelaskan tingkah laku yang berorientasi kepada prestasi yang didefinisikan sebagai tingkah laku yang diarahkan terhadap tercapainya kebutuhan akan keberhasilan. Menurut teori tersebut seseorang yang mempunyai kebutuhan akan keberhasilan yang tinggi selalu mempunyai pola pikir tertentu, ketika ia merencanakan untuk menyelesaikan sesuatu. Selalu mempertimbangkan apakah pekerjaan yang dilakukan cukup matang atau tidak.
11. Teori Z dari William G.Ouchi
Pelajaran pertama dari teori Z ini ialah bahwa produktivitas dan kepercayaan saling bergandengan. Sebagimana yag telah dibahas pengertian teori  Z bahwa seorang pegawai  arus mamperoleh rasa aman dan memperoleh masa kerja jangga panjang. Dan hal ini perlu diterapkan di system pendidikan. Dengan adanya teori Z di system pendidikan mka akan menghasilkan sesuatu yang terorganisir.
Teori Z dapat dijabarkan sebagai berikut, mereka yang bekerja dibawah naungan manajemen berkonsep tersebut pasti memiliki jaminan jangka panjang pekerjaan tetap, mereka dalam pengambilan keputusan dengan cara consensus, evaluasi  dan promosi lambat prosedur, dan tanggung jawab individu dalam konteks kelompok.