Nama : ALAN
ILSANDI
NIM :
F1241141004
PRODI : Pendidikan
Geografi
Tema : Hubungan
Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam
Hubungan Manusia Dengan Lingkungannya
Para ahli psikologi di
Amerika pada umumnya cenderung untuk lebih mementingkan peranan faktor
lingkungan (lihat antara lain Kamin, 1981) dari pada faktor keturunan,
dikarenakan budaya Amerika yang sangat mengagungkan persamaan hak individual,
termasuk persamaan hak untuk tumbuh dan berkembang yang hanya mungkin terjadi
bila faktor keturunan tidak memberikan batasannya. Charles Crawford (dalam
Rathus, 1986) mengatakan bahwa konflik faktor keturunan, faktor lingkungan dan
intelegensi telah berkembang keluar batas fikiran sehat dan penyebabnya adalah
konflik antara nilai dasar Amerika dengan temuan-temuan ilmiah. Kasus
kontroversial Jensen merupakan salah satu bukti akan masalah tersebut.
Maka dari itu, Allah
telah menjelaskan kepada kita dalam Al Qur’an bahwa faktor keturunan dan
lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat dalam pada kejadian manusia. Tetapi
disana ada kemauan manusia yang dapat mengalahkan keturunan dan lingkungan
tersebut dengan pertolongan Allah. Akan tetapi para sarjana banyak melalaikan
faktor ‘inayah (pertolongan) Allah.
1.
Faktor keturunan
Al Qur’an berbicara
kepada kita tentang pengaruh keturunan dalam proses kejadian manusia dan Al
Qur’an memperlihatkan juga kepentingan ini. Al Qur’an mengisahkan bagaimana
Allah mengutamakan keluarga Ibrahim dari sekalian alam sebagai hasil dari
keturunan yang soleh yang terus turun kepada generasi berikutnya. Al Qur’an
mengisyaratkan kepada kita baik secara implisit maupun eksplisit tentang
keharusan berhati-hati dan cermat memilih istri dan suami. Tetapi dalam waktu
bersamaan, Al Qur’an menyuruh kita memeperhatikan bagaimana faktor-faktor
keturunan seringkali berlainan dan kadang-kadang kehilangan
pengaruhnya.
2.
Faktor lingkungan
Allah memberitahukan
kepada kita bahwa lingkungan juga mempunyai pengaruh yang sangat dalam.
Pengaruh lingkungan yang baik sangat jelas pengaruhnya pada proses pertumbuhan
seorang manusia di mana Allah menyiapkan dari keluarga yang
soleh dan mulia Maka terbentuklah kepribadian seorang yang soleh dan
mulia juga.
Pengaruh lingkungan terhadap
individu sebenarnya telah diawali sejak terjadinya pembuahan. Sejak pembuahan
sampai saat kelahiran, lingkungan telah mempengaruhi calon bayi lewat ibunya.
Misalnya defisiensi kalsium dalam aliran darah sang ibu dapat menyebabkan
abnormalitas tulang bayi.
Setelah kelahiran,
pengaruh faktor lingkungan terhadap individu semakin penting dan besar. Proses
yang paling berpengaruh setelah masa ini adalah proses belajar (learning) yang
menyebabkan perbedaan perilaku individu satu dengan yang lainnya. Apa yang
dipelajari dan diajarkan pada seseorang akan sangat menentukan apa dan
bagaimana reaksi individu terhadap stimulus yang dihadapinya. Sikap, perilaku,
reaksi emosional dan semacamnya merupakan atribut yang dipelajari dari
lingkungan. Seorang anak yang diasuh dalam keluarga yang terbiasa
menjerit-jerit bila memanggil dan menjerit-jerit pula bila memarahi, akan
tumbuh menjadi anak yang berbicara keras dan kasar. Seorang anak yang selalu
ditakut-takuti pada dokter akan menyimpan konsep dokter sebagai ancaman, bukan
sebagai penolong.
Lewat proses belajar,
pengaruh budaya secara tidak lagsung juga mempengaruhi individu. Standar dan
norma sosial yang berlaku pada suatu kelompok budaya tempat individu berada
akan menentukan apa yang benar dan apa yang salah, apa yang dianggap baik dan
apa yang dianggap buruk. Norma itulah yang akan menjadi acuan individu dalam
berfikir dan berperilaku. Anak yang kerap menonton film kekerasan, apalagi
kekerasan itu dilakukan oleh tokoh yang dijagokannya, akan meletakkan kekerasan
ke dalam konsepnya mengenai hal yang baik dan dapat diterima, dan kelak pada
gilirannya ia akan mampu melakukan kekerasan pada orang lain tanpa rasa
bersalah. Bukankah norma kita terhadap cara berpakaian sudah jauh lebih longgar
dari pada sepuluh tahun yang lalu adalah akibat seringnya kita disuguhi cara
berpakaian terbuka aurat oleh film dan oleh orang terkenal di masyarakat
seperti para penyanyi di televisi.
Demikianlah pengaruh
faktor warisan yang dibawa individu sejak dalam kandungan dan pengaruh lingkungan
tempat dia berada dan dibesarkan akan bersama-sama membentuk sifat dan karakter
dalam diri manusia sehingga individu yang satu tidak persis sama dengan
individu yang lainnya. Besarnya peranan masing-masing determinan tersebut
tidaklah sama dalam membentuk perbedaan bagi berbagai sifat A, misalnya,
mungkin faktor keturunan lebih berperanan sedangkan bagi pembentukan sifat B
faktor lingkunganlah yang lebih menentukan.
B. Peranan manusia dalam
hubungannya dengan lingkungan
Manusia dapat
berhubungan dengan lingkungannya adalah dengan melakukan aktivitas. Dalam
psikologi, aktivitas adalah sebuah konsep yang mengandung arti fungsi individu
dalam interaksinya dengan sekitarnya. Aktivitas psikis adalah hubungan khusus
dari benda hidup dengan lingkungan. Ia menengahi, mengatur dan mengontrol
hubungan-hubungan antara organisme dan lingkungan. Aktivitas psikis didorong
oleh kebutuhan yang diarahkan pada obyek yang dapat memenuhi kebutuhan ini, dan
dipengaruhi oleh sistem tindakan-tindakan.
Aktivitas psikis manusia
mempunyai suatu ciri atau corak sosial dan ditentukan oleh kondisi-kondisi
kehidupan sosial. Aktivitas psikis manusia bisa eksternal dan internal.
Aktivitas psikis eksternal terdiri
dari operasi-operasi yang spesifik manusia dengan obyek-obyek yang ada yang dipengaruhi
oleh lengan, tangan, jari-jari dan kaki. Aktivitas psikis internalberlangsung
dalam pikiran, dengan menggunakan “tindakan-tindakan mental” di mana manusia
beroprasi bukan dengan obyek-obyek yang ada dan bukan melalui gerakan-gerakan
fisis, melainkan dengan gambaran-gambaran dinamisnya. Aktivitas internal
merencanakan aktivitas eksternal. Ia timbul atas dasar aktivitas eksternal, dan
merealisasikan dirinya melalui aktivitas eksternal.
Pembagian kerja
menyebabkan pembendaan antara bentuk-bentuk teoritis dan praktis aktivitas
manusia. Sesuai dengan tingkatan kebutuhan manusia dan kebutuhan masyarakat,
akan timbul juga tingkatan jenis-jenis konkret aktivitas, yang masing-masing
biasanya menganut unsur-unsur aktivitas eksternal dan internal, praktis dan
teoritis.
C. Metode-metode penelitian
hubungan manusia dengan lingkungannya
Metode pendekatan yang
digunakan dalam mempelajari pengaruh faktor herediter dan faktor lingkungan
terhadap individu menghendaki agar pengaruh faktor herediter dan faktor lingkungan
dapat dikendalikan secara sistematik. Jadi penelitian dilakukan dengan
mngendalikan pengaruh faktor bawaan dan membiarkan faktor lingkungan bervariasi
atau dengan mengendalikan faktor lingkungan dan membiarkan faktor bawaan
bervariasi (Komorita, dkk., 1967).
1. Hereditas
terkendali dan lingkungan bervariasi
Penelitian dengan
menggunakan kembar identik merupakan contoh situasi di mana hereditas
dikendalikan karena anak kembar identik berasal dari pembuahan ovum tunggal dan
memiliki rangkaian gen yang identik (disebut kembar monozigotic atau
kembar MZ). Jadi, dari sudut faktor bawaan, anak kembar identik adalah sama.
Dengan melihat perbedaan sifat dan perilaku mereka setelah berada dalam
lingkungan untuk jangka waktu tertentu akan dapat terlihat apa yang dilakukan
oleh lingkungan terhadap mereka, misalnya dengan cara membandingkan pasangan
kembar identik yang dibesarkan terpisah dengan pasangan yang dibesarkan
bersama. Namun hendaknya diingat bahwa dalam studi yang menggunakan kembar
identik kita tidak bisa menjadikan lingkungan bervariasi secara sistematik.
2. Lingkungan
terkendali dan hereditas bervariasi
Untuk menempatkan
manusia dalam suatu lingkungan yang benar-benar terkendali, dapat dikatakan
mustahil untuk dilakukan. Walaupun dapat dilakukan pengendalian terhadap
lingkungan akan tetapi dua lingkungan hanya akan tampak sama secara fisik
sedangkan bagi individu di dalamnya akan terasa berbeda secara psikologis dan
karenanya dapat menimbulkan efek yang berbeda pula. Itulah sebabnya penelitian
yang menghendaki pengendalian lingkungan banyak dilakukan lewat penggunaan
hewan sebagai subyeknya dikarenakan hewan lebih dapat dicegah dari pengaruh
faktor-faktor luar yang tidak dikehendaki. Apalagi kalau diperlukan penyilangan
keturunan maka pada hewan akan mudah dilakukan sedangkan pada manusia pasti
tidak akan mungkin.
3. Studi
kemiripan dalam keluarga
Metode ini mempelajari
kemiripan yang terjadi antara anak-orangtua, antara anak dengan saudara
sekandung, antar kembar framental (yang berasal dari dua sel telur dan disebut
juga kembardizygotic atau kembar DZ), dan antar kembar identik.
Dengan cara mempelajari kemiripan dalam keluarga seakan-akan peneliti berada
dalam situasi hereditas yang bervariasi dan lingkungan yang terkendali. Bila hereditas
memang memiliki pengaruh signifikan terhadap individu dan pengaruh lingkungan
terkontrol maka mereka yang memiliki hubungan kekeluargaan dekat tentu akan
lebih mirip satu sama lain. Sebagai contoh, anak kembar identik akan lebih
mirip satu sama lain dibandingkan dua anak bersaudara sekandung. Adik dan kakak
akan lebih mirip dari pada anak dan keponakan.
4. Studi
sejarah keluarga
Studi mengenai sejarah
keluarga memanfaatkan informasi mengenai garis keturunan dan keluarga dari
beberapa informasi mengenai garis keturunan dan keluarga dari beberapa
generasi. Dengan mempelajari garis keturunan suatu keluarga, seorang peneliti
seakan berada dalam situasi yang menyerupai eksperimen pembiakan selektif (selective
breeding). Memang dalam kondisi ini faktor lingkungan tidak sepenuhnya
terkendali dan faktor herediter tidak dapat dibuat bervariasi secara
sistematik, akan tetapi kondisi inilah yang paling mendekati situasi pembiakan
selektif yang dapat dilakukan pada manusia. Studi sejarah keluarga dapat menunjukkan
adanya bukti-bukti akan efek faktor keturunan sekalipun tidak mustahil pula
menghasilkan bukti adanya pengaruh faktor lingkungan.
Eysenck (1981)
mengatakan bahwa tidaklah benar untuk menganggap hanya satu cara saja yang
dapat dipergunakan dalam penelitian mengenai pengaruh faktor lingkungan dan
faktor bawaan dikarenakan metode-metode tersebut bersifat saling melengkapi
dari berbagai sudut pandang permasalahannya.
No comments:
Post a Comment